Rabu, 08 Mei 2013

Lirik Soundtrack "Twiligth Saga" Christina Perri - A Thousand Years



A Thousand Years | Christina Perri
Heart beats fast
Jantungku berdebar kencang
Colors and prom-misses
Warna-warni dan janji-janji
How to be brave
Bagaimana agar berani
How can
I love when I'm afraid to fall?
Bagaimana bisa aku cinta saat aku takut jatuh?

But watching you stand alone
Namun melihatmu sendirian
All of my doubt suddenly goes away somehow
Segala bimbangku mendadak hilang
One step closer
Selangkah lebih dekat

CHORUS I
I have died every day waiting for you
Tiap hari aku tlah mati karena menantimu
Darling don't be afraid
Kasih jangan takut
I have loved you for
a thousand years
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
I'll love you for a thousand more
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi

Time stands still
Waktu berhenti berputar
Beauty in all she is
Segala tentangnya begitu indah
I will be brave
Aku akan berani
I will not let anything take away
Takkan kubiarkan segalanya berlalu begitu saja

What's standing in front of me
Apa yang menghalangi di depanku
Every breath
Tiap tarikan nafas
Every hour has come to this
Tiap jam telah sampai di sini
One step closer
Selangkah lebih dekat

CHORUS I
I have died every day waiting for you
Tiap hari aku tlah mati karena menantimu
Darling don't be afraid
Kasih jangan takut
I have loved you for
a thousand years
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
I'll love you for a thousand more
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi

CHORUS II

And all along I believed I would find you
Dan selama itu aku yakin aku kan temukan dirimu
Time has brought your heart to me
Waktu tlah membawa hatimu padaku
I have loved you for a thousand years
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
I'll love you for a thousand more
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi

One step closer
Selangkah lebih dekat
One step closer
Selangkah lebih dekat

CHORUS I
I have died every day waiting for you
Tiap hari aku tlah mati karena menantimu
Darling don't be afraid
Kasih jangan takut
I have loved you for
a thousand years
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
I'll love you for a thousand more
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi

CHORUS II
And all along I believed I would find you
Dan selama itu aku yakin aku kan temukan dirimu
Time has brought your heart to me
Waktu tlah membawa hatimu padaku
I have loved you for
a thousand years
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
I'll love you for a thousand more
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi

Source: http://terjemah-lirik-lagu-barat.blogspot.com

Selasa, 30 April 2013

Lirik Girls' Generation (SNSD) - I Got A Boy + Translate Indonesia + Pict



[SooYoung] Ayo GG! Yeah yeah sijakhae bolka?
[All] Eo-meo!
[SooYoung] Yae jom bwara yae! Museun iri isseotgillae moeril jalladae? Eung?
[All] Eo-meo!
[YuRi] Tto yae jom borago! Meoributeo balkkeut kkaji seutairi bakkwieosseo! Wae geuraetdae? Gunggeumhae jukgenne! Wae geuraetdae? Malhae bwabwa jom!
[Tiffany] Ha ha ha! Let me introduce myself! Here comes trouble! Woo, Ttara hae!
[All] Oh ohh e oh ([TaeYeon] e e e e)
Oh ohh e oh ([TaeYeon] oooo~]
[Jessica] Neo jallasseo jeongmal!
[TaeYeon] Jiga mwonde? Ugyeo neomu kotdae sen geo ani? Nabogo pyeongbeom hadanda yae.
[All] Eo~
[Jessica] Geu namja wanjeong deureonma bwa!
[Tae/Sica] Maldo andwae! Maldo andwae!
[SeoHyun] Neomu yeppeojigo sexy-hae jyeosseo geu namja ttaemuniji? Mureobol ppeon haetdanikka? Neo bakkun hwangpumi mwonji
[Sunny] Sasil na, cheoeum bwasseo sangcheo ibeun yasu gateun gipeun nun
[Jessica] Yaegiman haedo eojil haetdanikka?
[Yul/Soo] Neo jallaasseo jeongmal! Jallasseo jeongmal!
[All] Oh oh e oh
([Tiffany] Here comes trouble! Hey girls, listen!)
[All] Oh oh e oh~
[TaeYeon] Neo jallatda jeongmal ([SeoHyun] Jallasseo)
[All] Oh oh e oh
([TaeYeon] Hey!)
[All] Oh oh e oh~
([Jessica] Na na na na hey!)
[Sunny] Neo jallasseo jeongmal!
[Tiffany] Ayo! Stop! Let me put it down another way!
[All] I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy, handsome boy nae man da gajyeogan!
[All/Seo] I got a boy meotjin! I got a boy chakan! ([Tiffany] Ha ha! Yeah!) I got a boy, awesome boy wanjeon banhaenna bwa.
[TaeYeon] Ah~, nae wangjamin! Eonje I momeul guhareo wa jusil tengayo?
[Sunny] Hayan kkumcheoreom nal pume ana ollyeo naraga jusigetjyo?
[YoonA] Na kkamjjak! Menbugiya! Geu sarameun nae min nacgi gunggeum hadae. Wanjeon name deureo. Mot igin cheok boyeojwodo gwaenchanheulkka?
[HyoYeon] Oh! Jeolsaero andwae-ji!
[YoonA] Geuchi? Geuchi?
[HyoYeon] Uri, jikil geon jikija!
[YoonA] Matji! Matji!
[HyoYeon] Geuui mameul modu gajil ttaekkaji I geon jeoldaero ijeobeoriji mallago!
[All] Oh oh e oh. Oh oh e oh
[YuRi] Bameul saedo mojara da da!
[All] Oh oh e oh. Oh oh e oh
[SooYoung] Uri choego gwansimsa da da!
[SeoHyun] Nae mal deureobwa geu ai neone alji? Jom eorijim sogeun kkwak chasseo
[Tiffany] Eotteol ttaen oppacheoreom deumji khajiman aegyoreul buril ttaen neomu yeppeo jukgesseo.
[All] Oh oh e oh. Oh oh e oh
[YoonA] Neo michyeosseo, michyeosseo.
[All] Oh oh e oh. Oh oh e oh
[HyoYeon] Neo michyeosseo, michyeosseo.
[Tiffany] Nan jeongmal hwaga! Nan jukgesseo! Nae namja nal yeojaro anboneun geol
[TaeYeon] Magyeonhal ttaen eotteaokhamyeon naega jokenni? Jilturado nage haebolkka? Soksanghae! Eotteohae na?
[Yul/Soo] Maldo andwae! Maldo andwae!
[Jessica] Don't stop! Let's bring it back to 140!
[All] I got a boy moetjin! I got a boy chakhan! I got a boy, handsome boy nae man da gajyeogan.
[All/Seo] I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy, awesome boy wanjeon banhaena bwa.
[Jessica] Eonjena nae gyeoten naepyeoni dwaejugo gwi giullyeo juneun
[Sica/Seo] Neo! oh oh oh oh~ Neo oh oh oh oh~
[SeoHyun] Nan idaero jigeum haengbokhae
[Hyo/Yoon] Jal doel geonikka
[All] I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy, handsome boy nae man da gajyeogan.
([TaeYeon] Ah~, nae wangjanim! Eoje I momeul guhareo wa jusil tengayo?)
[All/Seo] I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy, awesome boy wanjeon banhaenna bwa
([Sunny] Hayan kkumcheoreom nal pume ana ollyeo naraga jusigetjyo?)
[All] I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy, handsome boy nae man da gajyeogan.
([All] Oh oh e oh. Oh oh e oh.)
[All] I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy, awesome boy wanjeon banhaenna bwa
([All] Oh oh e oh. Oh oh e oh.)
[All] I got a boy meotjin!

Translate Indonesia:
[SooYoung] Ayo! GG! Yeah yeah Bagaimana kalau kita mulai?
[All] Astaga!
[SooYoung] Coba lihat dia! Apa yang terjadi padanya sehingga dia memotong rambutnya? Hah?
[All] Astaga!
[YuRi] Lihat dia lagi! Dia mengubah gayanya dari atas kepala sampai kaki! Mengapa dia melakukan itu? Aku (bisa) mati penasaran! Mengapa dia melakukan itu? Tolong beritahu aku!
[Tiffany] Ha ha ha! Izinkan aku memperkenalkan diriku! Si pembuat masalah datang! Woo! Ulangi setelah aku!
[All] Oh oh e oh~ ([TaeYeon] e e e e)
Oh oh e oh ([TaeYeon] o o o o)
[Jessica] Kau benar - benar pamer, sungguh!
[TaeYeon] Memangnya dia pikir siapa dia? Menggelikan. Bukankah dia terlalu sombong? Dia bilang aku biasa saja.
[All] Ya`
[Jessica] Dia benar - benar menyukai pria itu!
[Tae/Sica] Tidak mungkin! Tidak mungkin!
[SeoHyun] Dia menjadi sangat cantik dan seksi, semua karena pria itu, kan? Aku katakan padamu bahwa aku hampir bertanya (padanya) apa merek yang di pakai untuk menggati make-up nya
[Sunny] Jujur, baru pertama kali aku melihat sepasang tatapan mata yang mendalam seperti mata binatang yang sedang terluka.
[Jessica] Aku bilang padamu kalau aku telah menjadi pusing hanya karena mengatakan itu...
[Soo/Yul] Kau benar - benar pamer sungguh! Kau benar - benar pamer, sungguh!
[All] Oh oh oh e oh. oh oh e oh
([Tiffany] Si pembuat masalayh datang! Hey, girls, dengarlah!)
[TaeYeon] Kau benar - benar pamer, sungguh!
([SeoHyun] Benar!)
[All] Oh oh e oh ([TaeYeon] Hei!)
Oh oh e oh ([Jessica] Na na na na he he hei!)
[Sunny] Kau benar - benar pamer, sungguh!
[Tiffany] Ayo! Berhenti! Biarkan aku menyelesaikannya dengan cara lain!
[All] Aku dapat cowok keren! Aku dapat cowok baik! Aku dapat cowok, cowok ganteng yang telah mencuri hatiku sepenuhnya!
[All/Seo] Aku dapat cowok keren! Aku dapat cowok baik! ([Tiffany] Ha ha! yeah!) Aku dapat cowok, cowok yang mengagumkan, Aku pikir aku benar - benar telah jatuh cinta padanya.
[TaeYeon] Ah~, pangeranku! Kapan kau akan datang untuk menyematkanku?
[Sunny] Kau akan terbang sambil merangkulku dalam pelukanmu seperti di mimpi putih itu, kan?
[YoonA] Aku kaget! Pikiranku (seakan) meledak! Dia-pria itu-penasaran bagaimana wajahku yang sebenarnya (tanpa make-up). Aku benar - benar menyukainya. Akankah baik - baik saja jika aku memperlihatkannya?
[HyoYeon] Oh! Tentu saja tidak!
[YoonA] Benarkah? Benarkah?
[HyoYeon] Mari lindungi apa yang harus kita lindungi!
[YoonA] Oke! Oke!
[HyoYeon] Sampai kita mendapatkan seluruh hatinya, jangan lupakan (yang kukatakan) ini!
[All] Oh oh e oh. oh oh e oh
[YuRi] Meskipun tidak tidur semalaman saja tidaklah cukup!
[All] Oh oh e ooh. oh oh e oh
[SooYoung] Dia adalah kepentingan utama kita!
[SeoHyun] Dengarkan aku, kau tahu pria itu, kan? Dia sedikit terlihat kekanak - kanakan tapi (kadang) terlihat sangat dewasa
[Tiffany] Sewaktu - waktu dia bisa diandalkan seperti seorang kakak, tetapi ketika dia ber-aegyo, dia terlihat begitu manis. Aku bisa mati (karena hal itu)
[All] Oh oh oh e oh. oh oh e oh
[YoonA] Kau gila, sungguh gila
[All] Oh oh oh e oh. oh oh e oh
[HyoYeon] Kau gila, sungguh gila
[Tiffany] Sekarang aku sangat marah! Aku bisa mati! Karena cowokku tidak melihatku sebagai seorang wanita (yang sesungguhnya)
[TaeYeon] Apa yang harus ku lakukan saat dia tidak terlihat? Haruskah aku membuatnya cemburu? Aku sungguh kecewa! Apa yang harus ku lakukan?
[Soo/Yul] Tak Mungkin! Tak Mungkin!
[Jessica] Jangan berhenti! Mari kita bawa kembali ke 140!
[All] Aku dapat cowok keren! Aku dapat cowok baik! Aku dapat cowok, cowok ganteng yang telah mencuri hatiku sepenuhnya!
[All/Seo] Aku dapat cowok keren! Aku dapat cowok baik! Aku dapat cowok, cowok yang mengagumkan. Aku pikir aku benar - benar telah jatuh cinta padanya
[Jessica] Menjadi di sampingku dan dengarkan aku,
[Sica/Seo] Kau! Kau!
[SeoHyun] Aku sekarang senang seperti ini karena
[Hyo/Yoon] Kita akan baik - baik saja
[All] Aku dapat cowok keren! Aku dapat cowok baik! Aku dapat cowok, cowok ganteng yang telah mencuri hatiku sepenuhnya!
([TaeYeon] Ah~, pangeranku! Kapan kau akan datang untuk menyelamatkanku?)
[All] Aku dapat cowok keren! Aku dapat cowok baik! Aku dapat cowok, cowok yang mengagumkan. Aku pikir aku benar - benar telah jatuh cinta padanya
([Sunny] Kau akan terbang sambil merangkulku dalam pelukanmu seperti di mimpi putih itu, kan?)
[All] Aku dapat cowok keren! Aku dapat cowok baik! Aku dapat cowok, cowok ganteng yang telah mencuri hatiku sepenuhnya!
([All] Oh oh oh e oh. Oh oh e oh)
[All] Aku dapat cowok keren! Aku dapat cowok baik! Aku dapat cowok, cowok yang mengagumkan. Aku pikir aku benar - benar telah jatuh cinta padanya
[All] Aku dapat cowok keren!

Kim Tae Yeon






Jessica Jung






Sunny Lee





Tiffany Hwang





Kim Hyo Yeon




Kwon Yu Ri




Choi Soo Young





Im Yoon Ah







Seo Joo Hyun (SeoHyun)





Cuma segini dulu yang saya updatekan. Untuk yang terbaru (kalo ketemu) bakal saya postkan. Udah deh, bingung nih mau ngomong apa...

Boleh save tapi, coment dulu, guys..!

Sabtu, 09 Maret 2013

[FanFiction] Killer Airlines (Chapter 1)

Annyeong chingu.....
Aneh ya, beberapa waktu yang lalu aku nge-post preview "Kissing You" tapi, yang muncul malah FF ini yang sangat berbeda (ialah... keliatan dari judulnya....). Yah,... mau gimana lagi. Ide buat FF "Kissing You" ngilang entah kemana. Dan aku lagi dapat ilham untuk menciptakan FF ini. Ini FF perdana ku. Jadi, untuk segala bentuk kesalahan, aku benar - benar minta maaf chingu.... Selamat membaca.....
Dan satu lagi chingu, FF ini juga aku publish di Facebook. Alamatnya http://www.facebook.com/fernadastefani?sk=notes
(Segala kesalahan mohon dimaafkan ya... Kan Author juga manusia....)


Killer Airlines
Cast:
Im Yoon Ah/YoonA Girls’ Generation as Soo Mi Young
Choi Si Won/Siwon Super Junior as Lee Gyu Min
UI as Shin Min Sung
Shim Chang Min/Max TVXQ as Han Young Woo
Nam Bo Ra as Lee Gyu Ri
Park Yoo Chun/Yoochun JYJ as Kim Seo Gi
Kim Hyun Joong as Seo Jin Min/Johnny Seller
Yoo Eun Hye as Seo Jin Sil/Jennyfer/Jenny Seller
Kim So Hyun as young Mi Young
Yeo Jin Goo as young Gyu Min
Choi Min Ho/Minho SHINee as young Seo Gi

Ranting: General
Genre: Sad, Tragedy, Romance, Drama
Author: Stephanie Jung/StepJung/Miss Rain
Tentang “Killer Airlines”:
Soo Mi Young, wanita yang tampak sempurna. Parasnya cantik, pekerjaannya sebagai pilot wanita sangat mulus. Ia salah satu pilot terbaik di Korea. Selain itu, ia juga hidup mapan karena semua harta peninggalan ayahnya. Dibalik semua kesempurnaannya, siapa yang menyangka bahwa ia dikejar – kejar bahaya yang bisa menghilangkan nyawanya seketika?



Annyeong chingudeul.... StepJung 
membawa FF ber – gaya Drama. Aku mendapat wangsit untuk membuat FF ini setelah nonton Drama Korea “I Miss You” yang salah satu pemain utamanya aku masukkan dalam FF ini. Yah... sebenarnya FF ini jauh dari plot cerita IMY, sangat jauh... Daripada penasaran, silahkan baca aja ya... Jangan jadi plagiator. Plagiator adalah makhluk paling hina. Dia bukan manusia tapi hewan.... #smirksmile
DANGER:
FF ini MURNI hasil pemikiran Author StepJung sendiri. Atas kesamaan tokoh, tempat, nama, dan sebagainya, Author StepJung mengklarifikasi bahwa ITU SEMUA TIDAK SENGAJA. SAYA BERANI SUMPAH... Dan satu lagi pesan Author StepJung, SETELAH MEMBACA, SILAHKAN MENINGGALKAN JEJAK. Kritik dan saran sangat amat Author StepJung butuhkan. Sebelumnya, atas perhatian para reader, Author StepJung ucapkan banyak terima kasih... ^-^
Note: Semua adalah Author POV
Chapter 1: Help me...
Tahun 1996...
   Di dalam terowongan, terdengar langkah terseok – seok seseorang. Terdengar juga rintihan seorang gadis. Tampak seorang gadis remaja berusaha berlari tetapi, tidak dapat. Setiap ia menggerakkan kaki kanannya, ia merintih kesakitan. Ia menatap kaki kanannya. Tampak kakinya yang terluka parah. Darah banyak mengalir dari kakinya. Ia merintih sambil meneteskan air mata. Seakan kakinya lemah, sehingga tak bisa menahan beban tubuhnya, ia jatuh tersungkur. Tangisnya semakin kencang. Sambil menangis, ia menanggil – manggil ayah & ibunya,
   “Appa... Eomma...,”. Dengan suara tercekat dan bergetar, ia terus meneriakkan nama orang tuanya.
   “A..ap...pa.... Eom....ma...”. Suaranya makin keras, ia berteriak. Ia menangis histeris sambil berteriak,
   “Appa.... Eomma... Kenapa...? Kenapa... KENAPA??!!”. Ia mengacak – acak rambutnya, tak peduli kalau rambutnya kotor dengan debu dan darah. Ia terus berteriak histeris,
   “Kenapa?... KENAPA?... Kenapa kalian tega meninggalkan aku sendiri? Kenapa...? KENAPA?...”. Ia sudah kehabisan air mata. Ia menyeka wajahnya yang basah. Kini, wajahnya penuh dengan darah yang berasal dari tangannya. Ia menangis tampa air mata. Tangannya kembali menutupi luka yang besar, menganga. Ia menggeleng – gelengkan kepalanya, rupanya ia kehabisan kata – kata. Hanya suara tarikkan nafasnya yang kasar yang menggema di seisi terowongan. Ia melongokkan kepalanya ke belakangnya. Ia berusaha bangkit dengan susah payah. Ia meringis kesakitan, lalu berjalan terseok – seok sambil merintih...
Tahun 2013...
   Seorang wanita mengetuk – etukkan jarinya di meja. Ia bertopang dagu, melamun. Sorot matanya kosong, dipenuh dengan luka dalam (Eh, kok jadi lagu Rumor sih ya... #Authorngelantur). Lama – lama matanya berkaca – kaca. Air mata menetes dari mata indahnya. Binar – binar matanya yang cemerlang menjadi redup. Tiba – tiba, ia merasa ada yang datang. Benar saja,...
   “Soo Mi Young! Jam berapa kita tinggal landas? Kenapa kau duduk di sini? Kenapa kopimu masih penuh begitu? Padahal sudah dingin.”. Orang yang memanggil Mi Young bertanya bertubi – tubi sambil membawa gelas kopi milik Mi Young. Mi Young menyeka air matanya. Ia tersenyum menatap orang di sebelahnya,
   “YA... Sung-ah...bisakah kau bertanya satu – satu?”. Mi Young beranjak dari duduknya. Ia menggapai topinya dan kopernya yang ada di sampingnya. Matanya beralih kepada Min Sung,
   “Ayo Sung-ah. Kita sudah di tunggu.”. Min Sung mengangguk. Ia menyusul Mi Young, berlari sambil menyeret kopernya...
Tahun 1996...
   Gadis tadi terus berjalan tertatih. Wajahnya yang bernoda darah basah karena titik – titik hujan. Ia mengadahkan kepalanya, menatap lagit malam yang mendung. Matanya berkaca – kaca. Ia kembali berjalan. Ia berjalan melintasi jalan setapak di pinggir hutan. Ia tiba di persimpangan jalan yang lebih besar. Ia sudah kehabisan tenaga. Untuk kedua kalinya, ia jatuh tersungkur. Ia kembali menangis. Tepat saat itu, hujan lebat mengguyur, seakan ikut bersedih dengan gadis itu. Ia meringis kesakitan. Ia menutup lukanya dengan tangannya. Air hujan bercampur darah dari kakinya. Tiba – tiba ada sebuah tangan mejulur. Ia mendongak, dan terperanjat. Pemilik tangan itu tersenyum.
...
   “Aarrhgg...”. Gadis tadi mengerang kesakitan.
   “Apa sangat sakit?”, tanya pemuda yang menolongnya. Pemuda itu melihat luka gadis itu dengan raut sedih dan kesakitan. Ia mengambil penjepit (pinset besar yang sering di pake di rumah sakit itu loh...), dan meraih kaki gadis itu. Gadis itu meringis dan melirik lukanya, ngeri. Pemuda tadi tersenyum dan menyerahkan bantal,
   “Jika kau ngeri, tutup matamu. Jika kau kesakitan, teriak sekencang – kencangnya. Jika kau butuh penganggan, genggamlah bantal itu. (ya ampun, dialognya,.. kaya puisi...)”. Gadis itu menuruti perintah pemuda tadi. Ia menutup matanya rapat – rapat, mengenggam bantalnya dengan sangat kencang. Pemuda tadi menghela nafas, lalu berusaha mengambil peluru yang bersarang di kaki gadis itu. Gadis itu menjerit kencang dan merapatkan matanya, pegangannya semakin kencang. Dalam hati, ia bicara , ‘Ayah, ibu, lihat ini. Kaki ini terluka karena orang jahat yang membuat kalian pergi meninggalkan ku. Ini, tak seberapa dengan sakitnya kehilangan kalian.’.
   “Kau boleh buka matamu.”. Gadis itu membuka matanya. Ia melihat kakinya yang penuh noda darah. Ia menatap pemuda tadi, yang mengulurkan tangannya yang berisi peluru-dan bernoda darah-padanya.
   “Untung dua peluru ini tidak terlalu dalam menembus kakimu sehingga aku bisa mengambilnya.”. Gadis itu mengambil satu peluru dari tangan pemuda tadi, lalu mengantonginya. Pemuda tadi heran karena hanya satu peluru yang di ambil gadis itu,
   “Kau tak mau membawa semua peluru ini?”. Gadis itu menggeleng,
   “Tidak. Sebaiknya kau simpan. Jadi, besok kita bisa bertemu.”. Ia mengambil pelurunya dan yang masih dalam tangan pemuda itu,
   “Peluru ini.”. Ia menunjukkan kedua peluru itu pada pemuda yang menolongnya, “Akan mempertemukan kita, suatu saat nanti.”. Ia mengembalikan peluru yang satunya pada pemuda tadi, yang terbengong – bengong. Gadis itu menggerakkan kakinya yang masih sakit. Ia mengambil perban yang ada di samping pemuda tadi. Ia membalut lukanya dengan hati – hati dan merintih. Ia beranjak, begitu berdiri, ia mengerang. Pemuda tadi tersadar dan menahan tubuh gadis itu. Mereka berpandangan. Pemuda tadi tersenyum,
   “Aku akan menjaga peluru ini. Ku harap kita bisa bertemu.”. Gadis itu mengangguk dan tersenyum, membalas pemuda tadi. Ia berjalan tertatih. Pemuda tadi menyambar dua kruk yang ada di dekatnya dan menyerahkannya pada gadis malang itu. Gadis itu mengerti, ia tersenyum dan menyambut kruk tadi. Ia berjalan melinggalkan rumah pemuda itu. Mereka saling melambai. Pemuda itu memandang punggu gadis tadi dengan kekhawatiran. Ia berbalik, hendak masuk rumahnya. Gadis tadi sudah basah terguyur gerimis. Ia memalingkan kepala, melirik ke arah pemuda yang hendak masuk ke dalam rumahnya. Ia tersenyum sambil berguman,
   “Terima kasih...”. Ia kembali melangkah pergi. Di balik jendela, pemuda tadi memperhatikan langkah gadis itu. Ia tersenyum.
...
   Gadis tadi membuka pintu rumah besarnya. Rumah itu gelap. Gadis itu menghampiri sakelar dan menyalakan lampu. Ia lalu menaiki tangga, menuju kamarnya. Belum sampai separuh jalan, ia sudah lemas. Ia mendudukkan diri di salah satu anak tangga. Ia membuka perban lukanya. Ia meringis kesakitan. Ia mulai menangis lagi. Ia meluruskan pandangannya. Berdiri di hadapannya, Mi Young. Mi Young yg berlinang air mata, tersenyum pedih pada gadis itu. Gadis tadi menatapnya, air matanya tambah deras. Mi Young melirik luka gadis itu,
   “Kuatlah,... lukamu... tak sedalam luka kehilangan orang tuamu. Soo Mi Young...,..”. Mi Young semakin kencang menangis, begitu juga gadis tadi yang adalah Mi Young remaja. Mi Young dewasa menangis semakin keras, saking kerasnya, ia sampai menutup mulutnya dengan tangannya dan tubuhnya bergetar. Mi Young remaja menangis sambil menatap nanar Mi Young dewasa. Tangisnya semakin kuat,
   “Soo....soo... Mi...Young...”. Mi Young dewasa jatuh tersungkur dan tetap menangis,
   “Soo...Mi...Young... Mii... Youngg... Kuatlah... kuatkan... hatimu... Mi Young... Kuatlah...”. Mi Young dewasa mengacak – acak rambutnya, merusakkan poninya dan make up-nya. Tangisnya semakin menjadi – jadi. Ia berteriak histeris,
   “Soo...Mi... Young... MI YOUNG... SOO MI YOUNG... DENGAR AKU... TETAPKAN HATIMU... KU MOHONNN...”. Ia memohon pada Mi Young remaja,
   “KU MOHON... Ku Mohon,... ku mohon... sekali saja... ku mohon...”. Mi Young remaja menggigit bibir bawahnya. Bahunya bergetar hebat. Tangannya yang berlumur darah menutup tangannya. Kini, wajahnya kotor karena terkena darah. Ia memejamkan matanya. Ketika itu juga, Mi Young remaja berubah menjadi Mi Young dewasa...
Tahun 2013...
   Mi Young menyingkap celana seragamnya yang panjang. Ia menyentuh bekas lukanya dulu. Ia kembali menjatuhkan air matanya. Ia segera menyeka air matanya. Ia meraih koper yang ada di sampingnya. Ia berjalan gontai dan agak pincang. Sekarang, ia terlihat kacau. Seragam pilotnya lusuh, wajahnya kotor karena make up yang luntur, rambutnya berantakkan. Ia masuk ke dalam kamar. Ia menghamburkan diri ke atas kasur. Ia sangat lelah. Ia baru saja mendarat di Korea. Ia menoleh ke samping kasur. ia melihat pigura berisi fotonya bersama kedua orang tuanya. Matanya mulai berkaca – kaca. Ia memejamkan matanya. Tampa berganti pakaian, ia menaikkan bed cover dan terlelap dalam linangan air mata...
@@Bandara International Incheon@@
   Seorang pilot berjalan melintasi keramaian di bandara. Ia tersenyum senang karena bisa kembali menginjak tanah kelahirannya. Ia langsung menyeret koper dan masuk ke satu mobil yang terparkir. Ia menyingsingkan lengan seragam pilotnya. Matanya terpaku pada gelang berbandul peluru. Ia tersenyum dan menimang – nimang gelangnya,
   “Kapan kita bisa bertemu? Aku ini bodoh. Dulu aku tidak bertanya siapa namamu. Lee Gyu Min bodoh, babo...,”. ia terus mengomel sambil tersenyum (Gyu Min aneh. Ngomel kok sambil senyum – seyum... #kan Author yang ngarang? Hehe iya sih....). Ia pun segera menjalankan mobilnya, memasuki jalan kota Incheon yang lumayan padat...
Tahun 1996...
Pemuda yang menolong Mi Young sedang duduk mengamati peluru milik Mi Young. Untung waktu itu rumahnya kosong. Ia sedang iseng jalan – jalan dan menemukan Mi Young. Ia pun membawa Mi Young ke rumahnya. Ia juga memberikan kruk miliknya. Dulu, kakinya pernah cedera sehingga tulangnya patah. Pemuda itu mengambil seutas tali dan merangkai peluru itu hingga menjadi gelang. Ia tersenyum melihat hasil buah tangannya,
   “Aku janji padamu, tak akan menghilangkan peluru ini. Aku janji...,” Ia kembali tersenyum dan masuk ke dalam kamarnya...
Tahun 2013...
Keesokan harinya [Tuesday, 5 March 2013]
   Mi Young sedang mendengarkan musik keras – keras (volumenya keras maksudnya...). Ia memutar lagu – lagu ceria. Tetapi, raut wajahnya penuh dengan kesedihan, cahaya & binar – binar matanya redup. Langit pagi pun mendung, seakan ikut bermuram dengan Mi Young. Mi Young merebahkan tubuhnya ke kasur empuknya. Tiba – tiba, terdengar suara berisik di bawah. Ia keluar dan mendapati Seo Gi sedang sibuk di dapur. Seo Gi mendongak, melihat rupa cantik yang sangat suram (#Author ni... udah suram ditambah sangat lagi! Aduh... maap semua reader yg gak setuju dengan kalimat tadi. Namanya juga FF...) Mi Young. Seo Gi berseru pada Mi Young,
   “Ayo turun! Makan dan kau boleh melakukan apapun yang kau mau.” Mi Young menuruti Seo Gi. Ia berjalan agak pincang. Begitu duduk di kursi, menghadap meja yang banyak makanan,
   “Kenapa kau? Tadi kau terlihat pincang. Lukamu berasa sakit?”
   “Sudahlah. Tak apa. Luka ini tak seberapa sakitnya. Masih lebih sakit dirimu,” Seo Gi menggeleng, “Tidak. Aku hanya memiliki luka luar. Tetapi kau, ku yakin lukamu sangat dalam,” Mi Young menatap kosong piringnya yang berisi makanan. Tak bisa ditahan lagi, ia meluncurkan air matanya. Makin lama, makin deras. Seo Gi memandang pilu Mi Young. Ia melihat punggung di depannya bergerak naik – turun. Isakkan Mi Young semakin kencang. Kedua tangannya yang menggenggam sendok dan garpu mengerat, genggamannya semakin erat. Mi Young makin histeris. Ia menggeleng – gelengkan kepalanya kuat – kuat. Kakinya menghentak – hentakkan tanah. Mi Young menjerit sekencang – kencangnya. Seo Gi yang sudah tak tahan melihat keadang ini, mengalungkan lengannya dileher Mi Young. Ia juga ikut terisak. Makin lama, gerakkan Mi Young berhenti. Isakkan semakin lemah. Tinggal isakkan – isakkan kecil yang terdengar. Mi Young melepas sendok dan garpu yang ia genggam. Salah satu tangannya menggenggam lengan Seo Gi dan ia memejamkan matanya.
   “Ayo makan. Hari sudah siang, dan kau harus bekerja,” Seo Gi hendak melepaskan tangannya, tetapi dicegah oleh Mi Young, “Biarkan ini sedikit lebih lama,” Seo Gi mengurungkan niatnya. Ia memandang Mi Young yang matanya memandang lurus ke depan. Matanya yang bekaca – kaca itu kembali terpejam. Mi Young menjatuhkan air matanya kembali. Seo Gi kembali menangis. Ia ikut memejamkan mata, berusaha menghentikan tangisannya.
@@Bandara International Incheon@@
   Mi Young melangkahkan kakinya cepat. Sama sekali tak tampak bahwa kakinya pincang. Wajahnya sudah kembali cerah. Matanya yang indah kembali memancarkan bias – bias cahaya, jernih sekali. “Soo Mi Young!” Ia menoleh dan melihat Min Sung dan rombongan pramugari lainnya. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya yang menyandang jas seragam pilotnya, lalu berlari kecil menghampiri Min Sung, “Mianhae semua... sepertinya aku hampir telat,” Mi Young membungkukkan badannya kepada teman – temannya.
   “Ah, tidak apa – apa....” mereka menyahut kompak. Mi Young tersenyum lega. Min Sung memandang sebal padanya,
“Mereka tak apa – apa, tetapi aku...,”
“Sung-ah... kenapa sih kau ini?”
“...menunggumu tahu! Aku ingin menyam...,”
“Min Sung-ah... berhenti!”
“...paikan kabar terbaru yang masih panas...,”
“SHIN MIN SUNG!!...,” Mi Young berteriak menghentikan Min Sung mengoceh. Min Sung yang shock karena teriakkan Mi Young, masih sempat menyelesaikan kalimatnya, “...dari pramugari maskapai sebelah,” Mi Young kini menatap kesal pada Min Sung. Tiba – tiba saja semua pramugari itu senyum – senyum dan berbisik – bisik. Mi Young memandang mereka semua dengan heran, “Ada apa sih?” ia melambaikan tangannya di depan wajah Min Sung, “Heh, Sung-ah! Ada apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?” Min Sung yang masih terbengong, bicara tanpa melihat Mi Young, “Ih, percaya diri sekali kau! Kami tidak melihatmu tetapi...,” Mi Young semakin mengerutkan dahinya. Ia kembali melihat para pramugari lainnya mulai menjerit – jerit histeris. Ia menyadari sesuatu. Pelan – pelan ia menoleh ke belakang. Benar saja, di belakangnya berdiri sesosok namja tinggi yang tersenyum ramah, “Annyeong semua...” namja itu membungkukkan tubuhnya. Semua pramugari itu jejeritan, “oh...Pilot Kim...” Mi Young yang sudah bosan dengan kebiasaan itu melipat tangannya dan mengebalikan arah pandangnya. Seo Gi yang menyadari gerakkan Mi Young, tersenyum dan mengacak rambut Mi Young dengan satu tangan, “Oh ya, selamat pagi juga pada Pilot Soo,” lalu ia mengalihkan pandangannya pada para pramugari yang memandang kagum dirinya. Ia tertawa kecil, “Ah, dan kalian jangan lupa untuk memanggilnya Pilot Soo,” ia melirik Min Sung, “Apa lagi jika sudah masuk daerah kerja,” Mi Young menyingkirkan tangan Seo Gi dari kepalanya,
“Apa – apaan sih kau ini?”
“Hanya mengucapkan selamat pagi,”
“Dan?”
“Dan melihat para rekanku yang cantik dan tampan ini...” Waduh, gimana para pramugari ini gak meleleh di tempat. Mi Young mendengus kecil. “Ya sudah deh. Sana bermesra – mesraan dengan para pramugari cantik dan tampan ini. Aku mau ke toilet.” Seo Gi tersenyum, ia menggoda Mi Young, “Kau cemburu ya?” Mi Young cepat menggeleng, “Tidak... mana mungkin aku cemburu padamu?!”
“Alah, kau cemburu kan?”
“Tidak”
“Cemburu”
“Tidak”
“Cemburu”
“Tidak”
“Bilang saja sejujur – jujurnya..,”
“Tidak, tidak, tidak,...,”
“Jangan bohong,”
“Agh... aku pergi saja,” Seo Gi tertawa melihat tingkah Mi Young. Mi Young masuk toilet dan membenahi rambutnya yang berantakan, “Dasar Seo Gi gila.! Masakah aku cemburu padanya?! Aish, ada – ada saja dia!,” selesai membenahi rambutnya, ia mengenakan jas seragamnya dan merapikannya. Ia menatap bayangannya di kaca. Ia memejamkan matanya dan bicara pada dirinya sendiri, “Hilangkan kenangan buruk...hilang...hilang ... hilang... SUUUAAH...” ia menggerakkan tangannya, menghilangkan kenangan buruk (kayak gerakan Jung Woo di drama I Miss You. Biar tau, mending pada nonton drama/baca sinopsisnya...). Ia membuka matanya, dan tersenyum manis. Ia mengeluarkan kalungnya dari saku jasnya dan menggenggamnya erat. Ia keluar dari toilet dengan tergesa – gesa sambil menggenggam kalungnya. Dari arah berlawanan, Gyu Min sedang menandangi gelangnya yang ia lepas. Karena mereka berdua tak memperhatikan jalan, akhirnya mereka bertabrakkan dan mengakibatkan kalung dan gelang mereka terlepas. Secara bersamaan, mereka mengambil kalung dan dan gelang mereka. Ketika hendak mencapai benda yang mereka inginkan, mereka tertegun melihat dua benda yang memiliki satu kesamaan: sama – sama berbandul peluru. Yang membuat mereka tertegun adalah jenis kedua peluru itu sama. Mereka mendongak, memandang satu sama lain.
‘Apakah ia orang itu?’
Chapter 1 end...